Serat alam (natural fibre) adalah jenis-jenis serat sebagai bahan baku industri tekstil atau lainnya, yang diperoleh langsung dari alam. Berdasarkan asal usulnya, serat alam dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu serat yang berasal dari binatang (animal fibre), bahan tambang (mineral fibre) dan tumbuhan (vegetable fibre). [Kirby, 1963].
Serat daun nanas (pineapple–leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan (vegetable fibre) yang diperoleh dari daun-daun tanaman nanas. Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain, yaitu Ananas Cosmosus, (termasuk dalam family Bromeliaceae), pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Menurut sejarah, tanaman ini berasal dari Brazilia dan dibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599. Di Indonesia tanaman tersebut sudah banyak dibudidayakan, terutama di pulau Jawa dan Sumatera yang antara lain terdapat di daerah Subang, Majalengka, Purwakarta, Purbalingga, Bengkulu, Lampung dan Palembang, yang merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup berpotensi [Hidayat, 2008].
Daun nanas mempunyai lapisan luar yang terdiri dari lapisan atas dan bawah. Diantara lapisan tersebut terdapat banyak ikatan atau helai-helai serat (bundles of fibre) yang terikat satu dengan yang lain oleh sejenis zat perekat (gummy substances) yang terdapat dalam daun. Karena daun nanas tidak mempunyai tulang daun, adanya serat-serat dalam daun nanas tersebut akan memperkuat daun nanas saat pertumbuhannya. Dari berat daun nanas hijau yang masih segar akan dihasilkan kurang lebih sebanyak 2,5 sampai 3,5% serat serat daun nanas.
Pengambilan serat daun nanas pada umumnya dilakukan pada usia tanaman berkisar antara 1 sampai 1,5 tahun. Serat yang berasal dari daun nanas yang masih muda pada umumnya tidak panjang dan kurang kuat. Sedang serat yang dihasilkan dari tanaman nanas yang terlalu tua, terutama tanaman yang pertumbuhannya di alam terbuka dengan intensitas matahari cukup tinggi tanpa pelindung, akan menghasilkan serat yang pendek kasar dan getas atau rapuh (short, coarse and brittle fibre). Oleh sebab, itu untuk mendapatkan serat yang kuat, halus dan lembut perlu dilakukan pemilihan pada daun-daun nanas yang cukup dewasa yang pertumbuhannya sebagian terlindung dari sinar matahari [Hidayat, 2008].
Seperti dikutip dari tulisan Nur asbani yang berjudul “Prospek Serat Daun Nanas dalam Bahan Baku Tekstil” disebutkan bahwa
“Serat daun nanas memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan di Indonesia sebagai bahan baku tekstil. Usaha budi daya nanas perlu diikuti dengan pemuliaan varietas yang sesuai dan pengembangan teknologi prosesing serat. Pemanfaatan daun nanas dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing tanaman nanas”
Dalam perkembangannya serat nanas telah banyak digunakan oleh desaigner ternama indonesia dalam menciptakan karya kreasi busana fashion sebagai subtitusi bahan baku tekstil konvensional yang sebelumnya digunakan seperti sutra, katun, jeans, dan berbagai macam bahan baku konveksi lainnya.
Selain dikembangkan menjadi bahan baku tekstil pengganti, serat nanas juga dipakai untuk membeuat beragam jenis kerajinan tangan. Seperti yang dilansir dari Radar Surabaya, terbitan tanggal 5 Januari 2009, dengan tajuk Kreasi Serat Nanas ala Teguh Prabowo.
Melalui brand Puspa Guna, Teguh A Prabowo sudah 15 tahun terakhir menekuni kerajinan serat Nanas. Dari helai-helai serat Nanas yang diolah dengan cara tradisional yaitu dengan merendam daun-daun nenas selama seminggu di sungai sampai bagian selain serat luluh oleh air sungai, pria 35 th ini mulai merangkai serat-serat menjadi beragam jenis kerajinan. Ada yang disulap menjadi pohon Natal, rangkaian kembang, miniaturtaman hingga hiasan dinding maupun sekat-sekat ruang. ‘’Khusus pasar Eropa, mereka lebih berminat pada desain yang minimalis atau yang mengarah ke art deco,’’ ungkapnya.
Dikutip dari http://www.itb.ac.id sekolompok mahasiswa Teknik Material ITB melakukan penelitian mengenai bahan pengganti kayu, Asyraful Hadi Rasfa MT ’06 dan kawan-kawannya yang tergabung dalam MiRC 1 (Material Research Club 1) mempunyai gagasan untuk membuat komposit serat nanas dan serat ijuk sebagai pengganti kayu. Uji bending (uji tekan) telah dilakukan pada komposit serat nanas, komposit serat ijuk, dan kayu untuk membandingkan kekuatan yang dimiliki oleh kedua komposit ini. Hasilnya komposit serat nanas yang telah di beri resin 1.8 kali lebih kuat dari kayu.
Banyak keunggulan yang dimiliki komposit ini jika dibandingkan dengan kayu. Selain komposit merupakan serat yang relatif lebih kuat jika dibandingkan dengan kayu, harga produksi komposit ini juga relatif lebih murah. Komposit serat lebih unggul karena tidak akan lapuk dan tidak mungkin rusak dimakan rayap.
Serat nanas telah banyak diteliti dan dikreasikan menjadi berbagai macam bentuk, jenis dan tujuan. Namun belum adanya penelitian yang merujuk kepada serat nanas sebagai bahan campuran pada beton maupun bata.
Sebelumya telah banyak penelitian mengenai bahan pengganti agregat selain batu kerikil, di antaranya penelitian yang dilakuan oleh Widaryanto (2007) mengenai bahan tamabahan beton (Admixture), berupa serat ijuk. Pada Penelitian tersebut digunakan metode SK SNI T-15-1990-03 dengan faktor air semen 0,5 dan bahantambah variasi bentuk ijuk tanpa ikatan, diikat 2 bagian, diikat 3 bagian, diikat 5 bagian, dengan berat masing masing ijuk 1 % dari berat semennya. Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian berat jenis, kuat tekan dan kuat tarik beton dilakukan setelah benda uji dilakukan perawatan 7, 14 dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan beton semakin bertambah seiring bertambahnya umur beton dan semakin banyak jumlah ikatannya semakin bertambah kuat tekan betonnya. Umur beton 7 hari mengalami penambahan kuat tekan maksimal pada beton variasi bentuk ijuk 5 bagian sebesar 94 % dari beton variasi bentuk ijuk tidak diikat.
Oleh karenanya penulis tertarik untuk mengembangkan beton ringan dengan campuran bahan tambahan (Admixture ) berupa serat nanas yang telah teruji memiliki serat yang cukup baik dan tahan lama.
Diharapkan ouput yang dihasilkan berupa penelitian terkini yang dapat memberi angin segar dalam pengembangan bahan baku bangunan yang lebih ramah lingkungan serta dapat membentuk industri jenis baru.